BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Biologi Perikanan merupakan salah satu ilmu
yang mendasari ilmu-ilmu perikanan tangkap lainnya seperti. Metode Penangkapan Ikan, serta ilmu lainnya.
Oleh karena itu ilmu Biologi
Perikanan ini sangat penting. Ibaratnya kita ingin
makan, tetapi tidak tahu
apa yang akan
dimakan. Ilmu Biologi perikanan juga seperti
itu, kita ingin menangkap
ikan tetapi tidak tau ikan apa yang akan ditangkap. Tujuan dari pada
mempelajari Biologi Perikanan ini adalah agar kita mengetahui pembagian daerah
perairan berdasarkan kedalaman yaitu antara lain pelagic, mid water dan
demersal serta pembagian berdasarkan kriteria yang lain. Selain itu tentang
anatomi dan fisiologi ikan juga patut kita pelajari. Dan yang paling penting
adalah kita mengetahui jenis ikan ekonomis penting serta penyebarannya di
perairan.
Hubungan
panjang dan berat merupakan aspek biologi perikanan yang perlu di pelajari. Panjang
tubuh sangat berhubungan dengan panjang
dan berat seperi hukum kubik yaitu bahwa berat sebagai pangkat tiga dari
panjangnya. Namun, hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian
karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda.
Pengamatan pertumbuhan ikan, baik panjang dan berat merupakan salah satu hal yang penting untuk diamati selama proses budidaya ikan. Hal ini dilakukan agar kenormalan pertumbuhan ikan dapat diketahui sedini mungkin. Hubungan panjang dan berat (Length-weight relationship/LWR) merupakan hal yang penting dalam penelitian ilmiah perikanan, karena hal ini memberikan informasi parameter-parameter populasi. Pertama, sebuah perubahan berat dan panjang memperlihatkan umur dan kelas kelompok tahun ikan; hal ini sangat penting dalam perikanan. Kedua, data panjang berat tersebut dapat digunakan untuk menaksirkan daya dukung stock perikanan tangkap. Selain itu, data panjang dan berat dapat juga menggambarkan petunjuk penting tentang perubahan iklim dan lingkungan
Pengamatan pertumbuhan ikan, baik panjang dan berat merupakan salah satu hal yang penting untuk diamati selama proses budidaya ikan. Hal ini dilakukan agar kenormalan pertumbuhan ikan dapat diketahui sedini mungkin. Hubungan panjang dan berat (Length-weight relationship/LWR) merupakan hal yang penting dalam penelitian ilmiah perikanan, karena hal ini memberikan informasi parameter-parameter populasi. Pertama, sebuah perubahan berat dan panjang memperlihatkan umur dan kelas kelompok tahun ikan; hal ini sangat penting dalam perikanan. Kedua, data panjang berat tersebut dapat digunakan untuk menaksirkan daya dukung stock perikanan tangkap. Selain itu, data panjang dan berat dapat juga menggambarkan petunjuk penting tentang perubahan iklim dan lingkungan
Dikatakan juga bahwa dalam pengukuran tersebut nantinya
akan diperoleh nilai b, yang ikut menentukan seimbang tidaknya antara berat dan
panjang ikan. Dimana nilai b yang mungkin muncul adalah b<3,
b="3">3.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan dilakukan pratikum ini adalah agar mahasiswa mampu megetahui hubungan
panjang berat ikan, dan mahasiswa dapat meganalisa data dengan menggunakan
program SPSS. Mahasiswa juga mengetahui bobot ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan memiliki bentuk dan ukuran tertentu
dan berbeda antara ikan yang satu dengan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa
ada spesifikasi tertentu pada karakteristik, bentuk dan ukuran tubuh ikan di
alam. Analisa morfometri merupakan suatu analisis atau pengamatan terhadap morfologi
ikan tersebut sedangkan morfologi adalah ciri-ciri luar tubuh ikan yang terlihat dan harus diamati yang
meliputi: bentuk tubuh, warna, bentuk operculum, mengukur antar bagian
tubuh ikan (Effendi,
I. 2004).
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun
berat. Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetik, hormon, dan lingkungan (zat
hara). Ketiga faktor tersebut bekerja saling mempengaruhi, baik dalam arti
saling menunjang maupun saling menghalangi untuk mengendalikan perkembangan
ikan. (Fujaya,1999)
Pengukuran berat dari berbagai penimbangan ikan yang
paling tepat adalah dengan menggunakan timbangan duduk dan timbangan gantung,
adapan keuntungan yang dimiliki dari kedua timbangan ini adalah bekerjanya
lebih teliti, pengaruh dari luar seperti angin dapat dikurangi, serta pendugaan
pertama terhadap berat ikan yang ditimbang tidak perlu dilakukan, karena secara
langsung dapat menunjukkan beratnya. (Abdul, 1985)
Bentuk tubuh ikan digunakan untuk
mengetahui cara hidup ikan tersebut. Bentuk-bentuk tubuh ikan adalah sebagai
berikut:
- Bentuk pipih, terdiri dari dua
pipih yaitu pipih lateral, dimana ikan ini dalam keadaan biasa berenang
dengan lambat tetapi bila datang bahaya atau hal lain mampu berenang
dengan cepat dan pipih dorsaventral, bentuk ikan ini sangat dekat dengan
ikan yang hidup di dasar perairan.
- Bentuk torpedo, bentuk tubuhnya
ramping dengan potongan melintang, badan berbentuk
elips.
- Bentuk tubuh memanjang.
- Bentuk paruh.
- Bentuk tubuh membulat.
- Bentuk tubuh pita.
- Bentuk kombinasi (Djuandha,1980).
Ikan
tongkol memiliki 10– 12 jari-jari sirip punggung, 10– 13 jari-jari halus sirip
punggung, 10– 14 jari-jari halus sirip dubur, dengan warna punggung
kebiru-biruan, ungu tua bahkan berwarna hitam pada bagian kepala. Sebuah pola
15 garis-garis halus, miring hampir horisontal, garis bergelombang gelap di
daerah scaleless diatas gurat sisi (linea lateralis). Bagian bawah agak putih
(cerah). Dada dan sirip perut ungu, sisi bagian dalam mereka hitam. Badan kuat,
memanjang dan bulat. Gigi kecil dan berbentuk kerucut, dalam rangkaian tunggal.
Sirip dada pendek, tapi mencapai garis vertikal melewati batas anterior dari
daerah scaleless atas corselet. Sebuah flap tunggal besar (proses interpelvic)
antara sirip perut. Tubuh telanjang kecuali untuk corselet, yang dikembangkan
dengan baik dan sempit di bagian posterior (tidak lebih dari 5 skala yang luas
di bawah asal-sirip punggung kedua). Sebuah keel pusat yang kuat pada setiap
sisi dasar sirip ekor-kecil antara 2 keel (Alamsyah,
Z. 1974).
Ikan
tongkol dapat mencapai ukuran panjang 60– 65 cm dengan berat 1.720 gr pada umur
5 tahun. Panjang pertama kali matang gonad ialah 29– 30 cm. Ikan tongkol
temasuk ikan pelagis yang hidup pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis
dengan kisaran suhu 27– 28oC. Ikan tongkol merupakan jenis ikan migratory yang
tersebar disekitar perairan samudera atlantik, hindia dan pasifik (Nazir M.1999).
BAB
III
METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum
biologi perikanan dilakukan pada hari sabtu tanggal 28 April 2012, pukul 10
sampai selesai. Adapun tempat yang digunakan pada saat pratikum adalah di
laboratorium Perikanan Fakultas Kelautan
dan Perikanan,U versitas Syiah Kuala.
3.2 Alat dan Bahan
No
|
Alat dan Bahan
|
Jumlah
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
Ikan Tongkol
Nampan
Timbangan
Mistar
Alat Tulis
Tissue
Laptop
Sarung Tangan
Masker
|
40 ekor
3 unit
3 unit
8 unit
Seperlunya
Seperlunya
4 unit
4 pasang
4 pasang
|
3.3 Cara Kerja
3.3.1
Cara kerja pengukuran panjang berat
• Disediakan sampel ikan Tongkol
sebanyak 40 ekor.
• Diletakkan di atas nampan untuk di
amati.
• Diukur panjang total (TL) ikan satu
per satu menggunakan mistar dan di catat hasilnya.
• Diukur berat ikan (W) ikan satu per
satu menggunakan timbangan dan di catat hasilnya.
• Dikonversikan data dari cm ke mm
untuk memudahkan perhitungan.
• Dianalisa data pengukuran yang di
peroleh menggunakan aplikasi Exel.
3.3.2
Cara kerja analisa data perhitungan panjang berat (LWS)
• Di ln kan data TL dan data W yang
diperoleh.
• Di blok data yg telah di ln kan,
kemudian insert scatter, klik kanan sembarang di titik data, kemudian dipilih
add trendline
equation on chat
display R square value on chat
• Dihitung nilai a dan b untuk menghitung Ws (berat prediksi),
b
= y
a
= EXP dari –y anka yang ke dua
• Dihitung nilai residual dari ln Ws di
kurang ln W.
• Dihitung nilai varian residual.
• Dihitung nilai bias correction.
• Dihitung nilai faktor kondisi Fulton
(K) sesuai dengan persamaan Okgerman (2005).
• Dihitung nilai faktor kondisi berat
relatif (Wr) sesuai dengan persamaan Rypel dan Richter (2008).
• Di insert scatter utuk melihat
perbandingan hasil pengukuran dan prediksi.
3.4 Analisa Data
Berikut
ini adalah beberapa persamaan yang digunakan untuk melakukan perhitungan hubungan
panjang berat dan faktor kondisi.
a. Nilai
TL d ln kan.
=ln
(data TL)
b. Nilai
W di ln kan .
=ln
(data W)
c. Hubungan
panjang berat ikan menurut De-Robetis dan William (2008).
Ws
= a x Lb
d. Menghitung
nilai residual.
R
=ln (Ws) – ln (W)
e. Menghitung
nilai varrian residual.
Varian residual =Residual 1: Residual n
f. Menghitung
nilai bias correction.
Bias
corr =EXP (0.5 x var res) x Ws
g. Menghitung
nilai faktor kondisi Fulton menurut Okgerman (2005).
K
=ln W x ln TL-3 x 100
h. Menghitung
nilai faktor kondisi berat relatif menurut Rypel dan Ricchter (2008).
Wr
=W/Ws x 100
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Berikut ini adalah data hasil pengamatan.
No
|
TL
|
W
|
K
|
Wr
|
1
|
250
|
180
|
3.084982513
|
4.670078425
|
2
|
245
|
200
|
3.18237885
|
5.357497938
|
3
|
245
|
200
|
3.18237885
|
5.357497938
|
4
|
250
|
190
|
3.117102254
|
4.929527226
|
5
|
240
|
160
|
3.082885169
|
4.42811163
|
6
|
210
|
110
|
3.074577816
|
3.760404149
|
7
|
240
|
150
|
3.043681615
|
4.151354653
|
8
|
280
|
260
|
3.108099526
|
5.638480785
|
9
|
290
|
300
|
3.129256336
|
6.154607821
|
10
|
280
|
240
|
3.06336028
|
5.204751493
|
11
|
225
|
200
|
3.334861861
|
6.130134655
|
12
|
270
|
220
|
3.073859886
|
5.053566306
|
No
|
TL
|
W
|
K
|
Wr
|
13
|
250
|
215
|
3.19053766
|
5.578149229
|
14
|
260
|
230
|
3.162725094
|
5.608319693
|
15
|
250
|
220
|
3.204195054
|
5.70787363
|
16
|
265
|
280
|
3.243681417
|
6.624846518
|
17
|
245
|
190
|
3.15157007
|
5.089623041
|
18
|
250
|
200
|
3.147574088
|
5.188976027
|
19
|
260
|
220
|
3.136872454
|
5.364479706
|
20
|
225
|
130
|
3.063718889
|
3.984587526
|
21
|
240
|
150
|
3.043681615
|
4.151354653
|
22
|
245
|
200
|
3.18237885
|
5.357497938
|
23
|
230
|
200
|
3.294589861
|
5.920649086
|
24
|
270
|
200
|
3.019542057
|
4.594151187
|
25
|
230
|
200
|
3.294589861
|
5.920649086
|
26
|
250
|
190
|
3.117102254
|
4.929527226
|
27
|
230
|
170
|
3.193532643
|
5.032551723
|
No
|
TL
|
W
|
Wr
|
K
|
28
|
230
|
250
|
3.43334457
|
7.400811358
|
29
|
270
|
160
|
2.892371242
|
3.67532095
|
30
|
230
|
150
|
3.11570393
|
4.440486815
|
31
|
235
|
150
|
3.079028968
|
4.291950093
|
32
|
250
|
190
|
3.117102254
|
4.929527226
|
33
|
235
|
150
|
3.079028968
|
4.291950093
|
34
|
260
|
200
|
3.081441138
|
4.876799733
|
35
|
263
|
230
|
3.143230265
|
5.507450523
|
36
|
260
|
220
|
3.136872454
|
5.364479706
|
37
|
255
|
235
|
3.208730594
|
5.909000941
|
38
|
250
|
200
|
3.147574088
|
5.188976027
|
39
|
235
|
200
|
3.255809233
|
5.722600124
|
40
|
240
|
190
|
3.18727462
|
5.25838256
|
4.2
Pembahasan
Berdasarkan praktikum
yang dilaksanakan, ikan Tongkol yang diukur panjang dan berat tubuhnya,
memiliki ukuran yang berbeda-beda antara ikan yang satu dengan ikan yang
lainnya. Adapun ukuran ikan yang terpanjang adalah 290 mm, dengan beratnya adalah 300 grm, sedangkan ukuran yang
terpendek adalah 225 mm,
dengan beratnya adalah 110 grm.
Perbedaan ukuran
berat dan panjang antara tiap ikan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti yang telah dikemukakan oleh Fujaya (1999), dimana ada dua
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu faktor dalam dan faktor luar.
Faktor dalam ini sulit untuk dilakukan pengontrolan, sedangkan faktor luar
mudah untuk pengontrolannya.
Adapun yang termasuk
faktor dalam tersebut adalah faktor keturunan, dimana faktor ini mungkin dapat
dikontrol dalam suatu kultur, salah satunya dengan mengadakan seleksi yang baik
bagi pertumbuhannya sebagai induk. Kemudian faktor jenis kelamin, kemugnkinan
tercapainya keatangan gonad untk pertama kali cenderung mempengaruhi
pertumbuhan, yang menjadi lambat karena sebagian makanan tertuju pada
perkembangan gonad tersebut.
Untuk faktor umur,
pertumbuhan cepat terjadi pada ikan yang masih muda, sedangkan ikan yang sudah
tua umumnya kekurangan makanan apalagi untuk pertumbuhannya, karena sebagian
besar digunakan untuk pemeliharaan tubuh dan pergerakan. Terakhir faktor
parasit dan penyakit dapat mempengaruhi pertumbuhan jika alat pencernaan atau
organ vital lainnya terserang, sehingga efisiensi makanan yang berguna bagi
pertmbuhan berkurang. Sedangkan yang termasuk faktor luar adalah makanan, dalam
hal ini makanan adalah faktor yang paling penting karena dengan adanya makanan
berlebih dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lebih pesat. Faktor luar
lainnya yang mempengaruhi yaitu kualitas air, misalnya suhu, oksigen terlarut
dan karbondioksida.
Dari hasil
perhitungan panjang dan berat tubuh ikan dengan menggunakan rumus diatas maka didapatkan
hasil b = 1,582, artinya pola pertumbuhan ikan
bersifat allometrik negatif, ikan tongkol terlihat langsing. nilai di bawah 3 artinya
pertumbuhan ikan allometrik negatif, yaitu pertambahan panjang lebih cepat
berbanding pertambahan bobot.
Nilai rata-rata berat
relatif (Wr) ikan tongkol yang diperoleh adalah 206,7. Nilai Wr dalam kisaran
100 menunjukkan bahwa keadaan perairan masih dalam keadaan seimbang. Nilai
faktor kondisi (K) diperoleh 125,80 semakin tinggi semakin baik.
b=
|
1.582
|
|
a=
|
0.620022
|
|
Var=
|
2.925371
|
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun
yang dapat disimpulkan setelah melakukan pratikum adala sbb :
1. Nilai
b yang didapatkan adalah b = 1,582,
artinya pola pertumbuhan ikan bersifat allometrik negatif, yaitu pertambahan
panjang lebih cepat berbanding pertambahan bobot.
2.
Nilai
Wr dalam kisaran 100 menunjukkan bahwa keadaan perairan masih dalam keadaan
seimbang.
3.
Nilai
faktor kondisi (K) diperoleh 125,80 semakin tinggi semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, R. 1985. Ekologi Ikan. Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya, Malang.
Alamsyah, Z. 1974. Ikhtiologi Sistematika (Ichtyologi I).
PPM. PT. ITB. Bogor. 183 halaman.
Djuanda T. 1981. Dunia Ikan . Armico . Bandung . 191 halaman.
Effendi, I. 2004. Biologi Perikanan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Fujaya, Y. 1999.Fisiologi ikan. Rineka Cipta; Jakarta.
Nazir M.1999. Metode penelitian. Ghalia Indonesia,
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar