KATA PENGANTAR
Pertama-tama
saya ingin mengucapkan puji dan syukur
kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati saya sehingga makalah yang
berjudul “TEKHNIK PEMBESARAN IKAN NILA (OREOCHORMIS MUSSAMBICUS)”
ini dapat diselesaikan. Demikian juga shalawat dan salam saya sampaikan kepada
Nabi Muhammad saw, yang telah mengarahkan hidup umat manusia ke jalan yang
benar. Saya juga ingin mengucapkan
terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan
makalah ini dan berbagai sumber yang
telah saya pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.
Saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah saya selesaikan. Tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini.saya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki. Di mana saya juga memiliki keterbatasan dalam kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan
bahwa saya memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran dari dosen pembimbing, guna tersebut sebagai batu loncatan
yang dapat memperbaiki makalah saya di masa yang akan datang, sehingga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR
ISI ....................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB
II ISI DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 2
2.1 Pengenalan Ikan Nila .............................................................................................. 2
2.2 Pemilihan Lokasi ..................................................................................................... 3
2.3 Persiapan Media ...................................................................................................... 4
2.4 Padat
Tebar ............................................................................................................. 5
2.5 Pemberian
pakan ..................................................................................................... 5
2.6 Panen ...................................................................................................................... 6
2.7 Analisa
usaha ........................................................................................................... 7
BAB
III KESIMPULAN .................................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA ......................................................................................................... 9
BAB
1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Dalam pembangunan Indonesia telah ditetapkan
mengenai kebijaksanaan pembangunan perikanan, dimana dalam pembangunan
perikanan tersebut rakyatlah yang mendapatkan prioritas. Hal itu didasarkan
pada kenyataan bahwa kurang lebih 90% perikanan di Indonesia adalah perikanan
rakyat.
Pembangunan perikanan
dalam arti luas terus ditingkatkan melalui usaha intensifikasi, ekstensifikasi,
diversifikasi (penganekaragaman) dan rehabilitasi dengan tujuan untuk
meningkatkan produksi yang pada akhirnya dapat mempertinggi pendapatan
petani/nelayan, memperluas lapangan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan
berusaha. Dengan demikian ubtro perikanan akan menjadi kuat dalam mendukung
pembangunan daerah khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya.
Ikan nila merupakan
jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping
dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-danau
sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang
beriklim tropis dan ubtropics. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan
nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena
dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah.
Bibit ikan
didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar
pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini
disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas
Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan.
BAB
II
ISI
DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan Ikan Nila ( Oreochromis
niloticus )
Ikan
nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan
pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil
dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara
di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang
beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh
berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap
merah.
Bibit
ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air
Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah
ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama
khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal
Perikanan.
Teknik pembesaran
Ikan Nila terapannya sangat mudah dilakukan sekali, baik dilakukan. skala rumah
tangga atau skala besar (perusahaan). Tempatnya pun dapat dilaksanakan pada
kolam tanah, kolam tembok dan Keramba jarring Apung (KJA).
Untuk pemasarannya
sangat luas baik dalam negeri maupun luar negeri (ekspor) seperti masyarakat
Jepang dan Singapura, terutama ukuran yang berat badannya di atas 500 gram.
Bagi konsumsi dalam negeri akan banyak menunjang usaha perbaikan gizi keluarga.
Dilihat dari prospeknya, baik dalam maupun luar negeri sangat menjanjikan,
sehingga perlu langkah yang pasti untuk meningkatkan produksi agar kebutuhan
dalam negeri maupun luar negeri dapat terpenuhi.
Ikan nila merupakan
jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping
dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau- danau
sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua
yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin,
ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena
dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Bibit ikan
didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar
pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini
disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas
Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan.
Klasifikasi ikan nila
adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas :
Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis
niloticus.
Terdapat 3 jenis nila
yang dikenal, yaitu: nila biasa, nila merah (nirah) dan nila albino.
2.2 Pemilihan Lokasi
2.2.1 Persyratan Lokasi
·
Tanah
yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak
bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
·
Kemiringan
tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan
pengairan kolam secara gravitasi.
·
Ikan
nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).
·
Kualitas
air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air
yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya
bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton
dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung
Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan.
Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur
dengan alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan
tambak, angka kecerahan yang baik antara 20-35 cm.
·
Debit
air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan
bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus
deras.
·
Nilai
keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan
keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.
·
Suhu
air yang optimal berkisar antara 25-30 oC.
·
Kadar
garam air yang disukai antara 0-35 per mil.
2.3 Persiapan media
Yang
dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan
ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media
pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa
hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar
sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu
urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga
ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15
gram dan 10 gram/meter persegi.
2.4
Padat
Tebar
Padat tebar yang dilakukan pada
system Budidaya Ikan Nila adalah sebagai berikut :
·
Untuk Pemeliharaan Induk, kolam
sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan
kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air
berkisar antara 20-22 oC; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya
berpasir.
·
Untuk Pemeliharaan Benih, Luas kolam
tidak lebih dari 50-100 meter persegi, Kedalaman air kolam antara 30-50 cm.
Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam
pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
Adakalanya
dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
·
Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk
memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah
dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak
dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas.
Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap
kedua atau langsung dijual kepada pera petani.
·
Kolam pembesaran tahap II berfungsi
untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau
sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm.
Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter
persegi.
·
Pembesaran tahap III berfungsi untuk
membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas
500-2.000 meter persegi.
2.5
Pemberian Pakan
Pemupukan
kolam telah merangsang tumbuhnya Fitoplankton, Zooplankton, dan organisme yang
hidup di dasar, seperti cacing, dan jentik-jentik nyamuk. Semua itu dapat
menjadi makanan ikan nila. Namun, induk ikan nila juga masih perlu pakan
tambahan berupa pelet yang mengandung protein 30-40% dengan kandungan lemak
tidak lebih dari 3 %.
Pembentukan
telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukup didalam pakannya. Perlu
pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dan taoge dan
Daun-daunan/Sayur-sayuran yang diiris-iris. Boleh juga diberi makan tumbuhan
air seperti ganggeng (Hydrilla). Banyaknya pelet sebagai pakan induk kira-kira
3% berat biomassa per han. Agar diketahui berat bio massa maka diambil sampel
10 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata yang
diperoleh dikalikan dengan jumlah seluruh ikan di dalam kolam. Misal, berat
rata-rata ikan 220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 x 90 =
19.800 g. Jumlah ransum per han 3% x 19.800 gram = 594 gram.
Ransum
ini diberikan 2-3 kali sehari. Bahan pakan yang banyak mengandung lemak seperti
bungkil kacang dan bungkil kelapa tidak baik untuk induk ikan. Apalagi kalau
han tersebut sudah berbau tengik. Dedak halus dan bekatul boleh diberikan
sebagai pakan. Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untuk menambah kesuburan
kolam. Pada saat pemberian pakan tambahan, tambahkan Migro Suplemen 10 ml ke
dalam 3 kg pakan (aplikasi dilakukan setiap kali pemberian pakan) dicampur
dengan air secukupnya.
2.6
Panen
Pemanenan
ikan nila dapat dilakukan dengan cara: panen total dan panen sebagian.
a) Panen total
Panen
total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal
10 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan
pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.
Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan
waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati
untuk menghindari lukanya ikan.
b) Panen sebagian atau panen
selektif
Panen
selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih
dengan ukuran tertentu. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di
atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya
terluka akibat jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan
diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.
2.7
Analisa
Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha budidaya ikan nila selama 1
bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat adalah sebagai berikut:
a) Biaya produksi
1. Sewa kolam Rp. 120.000,-
2. Benih ikan nila 4000 ekor, @ Rp.200,- Rp.
800.000,-
3. Pakan
- Dedak 8 karung @ Rp.800,- Rp. 6.400,-
4. Obat dan pupuk
- Kotoran ayam 4 karung, @ Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
- Urea dan TSP 10 kg, @ Rp.1.800,- Rp. 18.000,-
- Kapur 30 kg, @ Rp. 1.200,- Rp. 36.000,-
5. Peralatan Rp. 100.000,-
6. Tenaga kerja 1 orang @ Rp. 7500,- Rp. 225.000,-
7. Biaya tak terduga 10% Rp. 133.340,-
Jumlah biaya
produksi Rp.1.466.740,-
b) Pendapatan benih ikan 85%,4000 ekor @ Rp.700,-
Rp.2.380.000,-
c) Keuntungan Rp. 913.260,-
d) Parameter kelayakan usaha B/C ratio 1,62
BAB
III
KESIMPULAN
Dari hasil makalah
ini dapat saya simpulkan bahwa, “Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air
tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih
kehitaman. Ikan nila sangat disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak
dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Jadi akan sangat menguntungkan bila
kita membudidayakan ikan Nila tersebut”.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardi,
F. 1993. Kristiawati, Regina. Nazaruddin.
Agribisnis Perikanan .Penerbit Swadaya, Jakarta.
Sugiarto
Ir, 1988, Teknik Pembenihan Ikan
Mujair dan Nila. Penerbit CV.Simplex (Anggota IKAPI)”.
Susanto,
Heru (1999). Budi Daya Ikan Nila.
Jakarta: Penebar Swadaya
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
menyediakan ARTEMIA untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
menyediakan ARTEMIA untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro