ekosistem
lamun
PENGERTIAN
LAMUN
Lamun adalah salah satu tumbuhan laut yang termasuk tumbuhan
sejati karena sudah dapat dibedakan antara batang, daun, dan akarnya. Secara
umum gambaran lamun yaitu seperti padang rumput di daratan, lamun sangat
berguna dalam hal pembersihan lautan karena lamun berfotosintersis.
Hal menarik yang dapat kita lihat bahwa padang lamun atau
yang di kenal dengan seagrass bukan hanya sebagai tempat mencari makan bagi
duyung dan manate tapi juga tempat hidup yang sangat cocok bagi beberapa
organisma kecil seperti udang dan ikan. Bahkan penyu hijau (Chelonia mydas)
pun sering mengunjungi padang lamun untuk mencari makan. Lantas mengapa
padang lamun bisa menjadi tempat yang cocok bagi umumnya hewan kecil ?.
Kondisi lamun yang menyerupai padang rumput di daratan ini mempunyai beberapa
fungsi ekologis yang sangat potensial berupa perlindungan bagi ivertebrata dan
ikan kecil. Daun-daun lamun yang padat dan saling berdekatan dapat meredam
gerak arus, gelombang dan arus materi organik yang memungkinkan padang lamun
merupakan kawasan lebih tenang dengan produktifitas tertinggi di lingkungan
pantai di samping terumbu karang. Melambatnya pola arus dalam padang
lamun memberi kondisi alami yang sangat di senangi oleh ikan-ikan kecil dan
invertebrata kecil seperti beberapa jenis udang, kuda laut, bivalve, gastropoda
dan echinodermata. Hal terpenting lainnya adalah daun-daun lamun
berasosiasi dengan alga kecil yang dikenal dengan epiphyte yang merupakan
sumber makanan terpenting bagi hewan-hewan kecil tadi. Epiphyte ini dapat
tumbuh sangat subur dengan melekat pada permukaan daun lamun dan sangat di
senangi oleh udang-udang kecil dan beberapa jenis ikan-ikan kecil.
Disamping itu padang lamun juga dapat melindungi hewan-hewan kecil tadi dari
serangan predator. Sangat khas memang pola kehidupan hewan-hewan
kecil ini di padang lamun yang tidak jarang memberikan konstribusi besar bagi
kelangsungan ikan dan udang ekonomis penting. Ini adalah sebagian kecil
dari peran penting padang lamun yang menyebar di sekitar perairan pantai
Indonesia.
MACAM-MACAM
LAMUN
Padang lamun menyebar hampir di seluruh kawasan perairan
pantai Indonesia. Anda akan sangat mudah mengenali tumbuhan ini.
Padang lamun biasanya sangat mirip dan bahkan menyerupai padang rumput di
daratan dan hidup pada kedalaman yang relative dangkal (1-10 meter) kecuali
beberapa jenis seperti Halodule sp., Syringodium sp. dan Thalassodendrum
sp., yang juga di temukan pada kedalaman sampai dengan 20 meter dengan
penetrasi cahaya yang relative rendah. Malah pernah dilaporkan jenis Halophila
yang di temukan pada kedalaman 90 meter oleh Taylor (1928) yang ditulis dalam
Den Hartog (1970). Namun umumnya sebagian besar padang lamun menyebar
pada kedalaman 1 – 10 meter. Di beberapa perairan dangkal, kita dapat
menyaksikan padang lamun dengan kepadatan yang cukup tinggi yang memberikan
kesan hijau pada dasar perairan.
Untuk tipe perairan tropis seperti Indonesia, padang lamun
lebih dominant tumbuh dengan koloni beberapa jenis (mix species) pada
suatu kawasan tertentu yang berbeda dengan kawasan temperate atau daerah dingin
yang kebanyakan di dominasi oleh satu jenis lamun (single species).
Penyebaran lamun memang sangat bervariasi tergantung pada topografi pantai dan
pola pasang surut. Anda bisa saja menjumpai lamun yang terekspose oleh
sinar matahari saat surut di beberapa pantai atau melihat bentangan hijau yang
didalamnya banyak ikan-ikan kecil saat pasang. Jenisnya pun beraneka
ragam, yang di pantai Indonesia sendiri, kita bisa menjumpai 12 jenis lamun
dari sekitar 63 jenis lamun di dunia dengan dominasi beberape jenis diantaranya
Enhalus acoroides, Cymodocea spp, Halodule spp., Halophila
ovalis, Syringodium isoetifolium, Thallasia hemprichii and Thalassodendron
ciliatum. Dan saya percaya kawasan perairan Indonesia yang sangat luas
mempunyai jenis lamun yang lebih dari perkiraan beberapa lembaga
penelitian. Sampai kini konsentrasi penelitian terhadap jenis-jenis lamun
dan ekosistem lamun belum sepenuhnya terlaksana. Kurangnya minat beberapa
peneliti untuk lebih fokus kearah padang lamun dan minimnya dana penelitian
yang di alokasikan ke sektor ini serta minimnya publikasi mengenai padang lamun
merupakan penghambat utama bagi pengetahuan dan pemahaman tentang padang lamun
kepada masyarakat sementara masyarakat sebagian besar belum sepenuhnya tahu dan
mengerti tentang habitat yang satu ini. Padahal kalau mau jujur
masysrakat pantai khususnya banyak sekali tergantung pada habitat ini, yang
langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi terhadap kebutuhan sehari-hari
mereka. Kita mungkin tidak menyadari kalau menurunnya produksi beberapa
jenis ikan-ikan dan udang-udang pantai ekonomis Indonesia lebih banyak
karenakan semakin menipisnya padang lamun yang merupakan habitat alami dari
ikan-ikan pantai seperti ikan berinang (Siganus spp.) atau beberapa
udang putih (Penaeus spp.) lainnya.
Terlalu
jauh kalau kita mengharapkan bisa sering melihat dugong bermain kembali di
sekitar pantai Indonesia, yang padang lamunnya seudah semakin memprihatinkan,
oleh pola reklamasi pantai yang sangat marak dan degradasi pantai yang sudah
sangat ramai. Namun mungkin kita masih bisa melihat beberapa jenis ikan-ikan
kecil bermain dengan cantiknya dibeberapa pantai yang masih terjaga padang
lamunnya (© Ma’ruf Kasim).
FAKTOR
ABIOTIK YAN MEMPENGARUI
Temperatur, substrat, intensitas cahaya, kecepatan arus,
salinitas dan kandungan oksigen terlarut merupakan faktor-faktor abiotik yang
mempengaruhi pertumbuhan dan penyebaran lamun. Di pembahasan ini, penulis
menekankan pembahasan pada faktor abiotik salinitas.
1.
Temperatur
Lamun
akan berfotosintesis secara maksimal pada kisaran suhu 28o-30o
C. semkain jauh suhu perairan dari suhu optimal ini, semakin berkurang
kemampuan lamun untuk berfotosintesis.
2.
Salinitas
Tiap-tiap
jenis lamun mempunyai kisaran salinitas berbeda-beda. Namun secara umum, lamun
memebutuhkan salinias sebesar 10-40 o/oo. Sedangkan
ruskanya padang lamun saat ini salah satunya disebabkan oleh meningkatnya
salinitas karena nerkurannyas suplai air tawar dari sungai.
3.
Intensitas cahaya
Lamun
memerlukan cahaya untuk berfotosintesisi, sehingga semkain sedikit cahya,
semakin kuarang berkembang lamunnya.
4.
Arus
Produktivitas
padang lamun juga dipengaruhi oleh kecepatan arus perairan. Pada saat kecepatan
arus sekitar 0,5 m/detik, jenis Thallassia testudium mempunyai kemampuan
maksimal untuk tumbuh.
5.
Kandungan Oksigen (DO)
Suhu,salinitas,dan
turbulensi air emepengaruhi kadar oksigen terlarut dalma air. Kadar oksigen
terlarut berkurang dengan meningkatnya suh,ketinggian, altitude dan
berkurangnya tekanan atmosfer (Effendi,2000).
Selain itu kandungan oksigen terlarut juga mempengaruhi keanekaragaman hayati suatu ekosistem perairan seperi padnag lamun. Menurut Effendi(200) perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan perikanan sebaikknya memilih kaar oksigen tidak kurang ari 5mg/l. Kadar oksigen terlarut kurang dari 4 mg/l mengakibatkan efek yang kurang menguntungkna bagi hampir semua organism akuatik.
Sumber oksigen terlarut biasanya berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air termasuk dan fitoplankton (Novonty dan Olem,1994 dalam Effendi,2000)
Selain itu kandungan oksigen terlarut juga mempengaruhi keanekaragaman hayati suatu ekosistem perairan seperi padnag lamun. Menurut Effendi(200) perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan perikanan sebaikknya memilih kaar oksigen tidak kurang ari 5mg/l. Kadar oksigen terlarut kurang dari 4 mg/l mengakibatkan efek yang kurang menguntungkna bagi hampir semua organism akuatik.
Sumber oksigen terlarut biasanya berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air termasuk dan fitoplankton (Novonty dan Olem,1994 dalam Effendi,2000)
6.
Substrat
Tumbuhan lamun membutuhkan dasar yang lunak untuk ditembus oleh akar-akar dan rimpangya guna menyokong tumbuhan ditempatnya. Lamun dapat memperoleh nutrisi baik dari air permukaan melalui helai daun-daunnya, maupun dari sedimen melalui akar dan rimpangnya (Mc Roy & Barsdate,1970).
Kesesuaian substrat yang paling utama bagi perkembangan lamun ditandai dengan kandungan sedimen yang cukup.Semakin tipis substrat (sedimen) perairan akan menyebabkan kehidupan lamun yang tidak stabil,sebaliknya semakin tebal substrat, lamun akan tumbuh subur yaitu berdaun panjang dan rimbun serta pengikatan dan penangkapan sedimen semakin tinggi.Peranan kedalaman substrat dalam stabilitas sedimen mencakup dua hal,yaitu :1)pelindung tanaman dari arus laut. 2)tempat pengolahan dan pemasok nutrien (Berwick, 1983).
Padang lamun hidup diberbagia tipe sedimen, mulai dari lumpur sampai sedimen dasar yang terdiri dari 40% endapan Lumpur dan fine mud (Dahuri et al., 1996).Semua tipesubstrat dihuni oleh tumbuhan lamun mulai dari lumpur lunak sampai batu-batuan, tetapi lamun yang paling luas dijumpai pada substrat yang lunak. Berdasarkan tipe karakteristik tipe substratnya padang lamun yang tumbuh diperairan Indonesia dapat dikelompokkan menjai 6 kategfori, yaitu :1)Lumpur,2)Lumpur pasiran,3)Pasir,4)Pasir lumpuran,5)Puing karang dan 6)Batu karang. Pengelompokkan tipe substrat ini berdasarkan ukuran pertikelnya dengan menggnakan Segitiga Milla.
Tumbuhan lamun membutuhkan dasar yang lunak untuk ditembus oleh akar-akar dan rimpangya guna menyokong tumbuhan ditempatnya. Lamun dapat memperoleh nutrisi baik dari air permukaan melalui helai daun-daunnya, maupun dari sedimen melalui akar dan rimpangnya (Mc Roy & Barsdate,1970).
Kesesuaian substrat yang paling utama bagi perkembangan lamun ditandai dengan kandungan sedimen yang cukup.Semakin tipis substrat (sedimen) perairan akan menyebabkan kehidupan lamun yang tidak stabil,sebaliknya semakin tebal substrat, lamun akan tumbuh subur yaitu berdaun panjang dan rimbun serta pengikatan dan penangkapan sedimen semakin tinggi.Peranan kedalaman substrat dalam stabilitas sedimen mencakup dua hal,yaitu :1)pelindung tanaman dari arus laut. 2)tempat pengolahan dan pemasok nutrien (Berwick, 1983).
Padang lamun hidup diberbagia tipe sedimen, mulai dari lumpur sampai sedimen dasar yang terdiri dari 40% endapan Lumpur dan fine mud (Dahuri et al., 1996).Semua tipesubstrat dihuni oleh tumbuhan lamun mulai dari lumpur lunak sampai batu-batuan, tetapi lamun yang paling luas dijumpai pada substrat yang lunak. Berdasarkan tipe karakteristik tipe substratnya padang lamun yang tumbuh diperairan Indonesia dapat dikelompokkan menjai 6 kategfori, yaitu :1)Lumpur,2)Lumpur pasiran,3)Pasir,4)Pasir lumpuran,5)Puing karang dan 6)Batu karang. Pengelompokkan tipe substrat ini berdasarkan ukuran pertikelnya dengan menggnakan Segitiga Milla.
KAYA
SUMBER DAYA LAMUN
Sebagaimana terumbu karang, padang lamun menjadi menarik karena wilayahnya sering menjadi tempat berkumpul berbagai flora dan fauna akuatik lain dengan berbagai tujuan dan kepentingan. Di padang lamun juga hidup alga (rumput laut), kerang-kerangan (moluska), beragam jenis ekinodermata (teripang-teripangan), udang, dan berbagai jenis ikan.
Ikan-ikan amat senang tinggal di padang lamun. Ada jenis ikan yang sepanjang hayatnya tinggal di padang lamun, termasuk untuk berpijah (berkembang biak). Beberapa jenis lain memilih tinggal sejak usia muda (juvenil) hingga dewasa, kemudian pergi untuk berpijah di tempat lain. Ada juga yang hanya tinggal selama juvenil. Sebagian lagi memilih tinggal hanya sesaat. Suatu penelitian menunjukkan, jumlah ikan bernilai ekonomis penting yang ditemukan di kawasan padang lamun relatif kecil. Itu berarti bahwa padang lamun lebih merupakan daerah perbesaran bagi ikan-ikan tersebut.
Dari sekian banyak hewan laut, penyu hijau (Chelonia mydas) dan ikan duyung atau dugong (Dugong dugon) adalah dua hewan ‘pencinta berat’ padang lamun. Boleh dikatakan, dua hewan ini amat bergantung pada lamun. Hal ini tak lain karena tumbuhan tersebut merupakan sumber makanan penyu hijau dan dugong. Penyu hijau biasanya menyantap jenis lamun Cymodoceae, Thalassia, dan Halophila. Sedangkan dugong senang memakan jenis Poisidonia dan Halophila. Dugong mengkonsumsi lamun terutama bagian daun dan akar rimpangnya (rhizoma) karena dua bagian ini memiliki kandungan nitrogen cukup tinggi.
Sebagaimana terumbu karang, padang lamun menjadi menarik karena wilayahnya sering menjadi tempat berkumpul berbagai flora dan fauna akuatik lain dengan berbagai tujuan dan kepentingan. Di padang lamun juga hidup alga (rumput laut), kerang-kerangan (moluska), beragam jenis ekinodermata (teripang-teripangan), udang, dan berbagai jenis ikan.
Ikan-ikan amat senang tinggal di padang lamun. Ada jenis ikan yang sepanjang hayatnya tinggal di padang lamun, termasuk untuk berpijah (berkembang biak). Beberapa jenis lain memilih tinggal sejak usia muda (juvenil) hingga dewasa, kemudian pergi untuk berpijah di tempat lain. Ada juga yang hanya tinggal selama juvenil. Sebagian lagi memilih tinggal hanya sesaat. Suatu penelitian menunjukkan, jumlah ikan bernilai ekonomis penting yang ditemukan di kawasan padang lamun relatif kecil. Itu berarti bahwa padang lamun lebih merupakan daerah perbesaran bagi ikan-ikan tersebut.
Dari sekian banyak hewan laut, penyu hijau (Chelonia mydas) dan ikan duyung atau dugong (Dugong dugon) adalah dua hewan ‘pencinta berat’ padang lamun. Boleh dikatakan, dua hewan ini amat bergantung pada lamun. Hal ini tak lain karena tumbuhan tersebut merupakan sumber makanan penyu hijau dan dugong. Penyu hijau biasanya menyantap jenis lamun Cymodoceae, Thalassia, dan Halophila. Sedangkan dugong senang memakan jenis Poisidonia dan Halophila. Dugong mengkonsumsi lamun terutama bagian daun dan akar rimpangnya (rhizoma) karena dua bagian ini memiliki kandungan nitrogen cukup tinggi.
Pemanfaatan
dan Sumber Daya
Padang lamun sebagai istana bagi beberapa biota laut.
Seperti sapi laut (dugong), dugong mengasuh anak-anaknya di padang lamun karena
lamun menjadi makanan pokok baginya. Begitu pula penyu yang memakan lamun jenis
Syriungodium isoetifolium dan Thalassia hemprichii (nonjti 1987) .
Ada beberapa biota laut yang menetap di padang lamun, ada juga yang hanya
mampir sekedar untuk tempat memijah.
Disini organisme melimpah karena bisa dijadikan
persembunyian dari predator . lamun juga mampu meredam arus laut yang kencang.
Banyak terdapat jenis polichaaeta, algae, epifit, mikroflora, fauna,nekton dan
detritus karena lamun mampu memproduksi sejumlah besar bahan organic yang
dibutuhkan oleh organism tersebut.
Pada padang lamun ini hidup berbagai macam spesies
hewan, yang berassosiasi dengan padang lamun. Di perairan Pabama dilaporkan 96
spesies hewan yang berassosiasi dengan beberapa jenis ikan. Di Teluk
Ambon ditemukan 48 famili dan 108 jenis ikan yang menghuni lamun. sedangkan di
Kepulauan Seribu di temukan 78 jenis ikan yang berassosiasi dengan padang
lamun. Selain ikan, ada oranisme lain yang berasosiai dengan lamun seperti: Pinna
sp, beberapa Gastropoda, Lambis, Strombus, teripang,
bintang laut, beberapa jenis cacing laut dan udang (Peneus doratum) yang
ditemukan di Florida selatan (Nybakken, 1988)
Saat air surut, daun-daun lamun jenis enhalus acoroides
terlihat menyembul di permukaan sehingga burung-burung berdatangan dan mencari
makan diantara daun-dauan lamun tersebut. (Nontji, 1987).
Lamun
mempunyai beberapa funsi penting lainnya, yaitu :
1. Sebagai Produsen Primer
Lamun mempunyai tingkat produktifitas primer paling tinggi
bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal seperti
ekosistem terumbu karang (Thayer et al. 1975).
2. Sebagai Habitat Biota
Lamun menyediakan tempat bagi hewan-hewan laut untuk
berkembangbiak, memijah, padang pengembalaan dan makanan bagi beberapa jenis
ikan herbivora dan ikan karang. Lamun juga memberikan perlindungan dan tempat
menempel untuk berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan laut. Lamun memberikan rumah
bagi banyak biota laut.(Kikuchi & Peres, 1977).
3. Sebagai Penangkap Sedimen
Daun lamun yang lebat mampu memperlambat kuat aliran
arus air yang menalir di laut sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang.
Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen,
sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaaan. Sehingga
komposisi dari substrat tetap stabil dan terjamin.Jadi padang lamun yang
berfungsi sebagai penangkap sedimen dapat mencegah erosi ( Gingsburg &
Lowestan 1958).
4. Sebagai Pendaur Zat Hara
Lamun memegang peranan penting dalam pendauran berbagai zat
hara dan elemen-elemen yang langka di lingkungan laut. Khususnya zat-zat hara
yang dibutuhkan oleh algae epifit.
Selanjutnya dikatakan Philips & Menez (1988), saat ini
lamun sudah bisa digunakan sebagi komoditi bagi masyarakat secara tradisional
maupun modern.
Secara
tradisional :
1. Anyaman untuk membuat
keranjang
2. Diolah menjadi pupuk
3. Tumpukan untuk pematang
4. Mengisi kasur
5. Ada yang dimakan
6. Dibuat jaring ikan
Pada
zaman modern ini, lamun telah dimanfaatkan untuk:
1. Penyaring limbah
2. Stabilizator pantai
3. Bahan untuk pabrik kertas
4. Makanan olahan
5. Obat-obatan
6. Sumber bahan kimia.
mantap..
BalasHapusbisa diadopsi bagi yang pemalas berpikir,
bisa ditiru bagi yang tidak suka berinovasi,
bisa dikritik bagi yang tidak mampu..
bagi yang complain dengan komentar ini,
silakan email ke danhasyunhendri@yahoo.com, tapi diharapkan perempuan..
karena aku tidak suka berteman dengan laki laki