BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Reproduksi adalah salah satu cara mahluk hidup mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Begitu juga dengan ikan, ikan merupakan salah satu
mahluk hidup yang melakukan reproduksi untuk melestarikan/melangsungkan
kehidupannya. Pada dasarnya, ikan bersifat ovivar (bertelur). Jadi ikan
melakukan reproduksi dengan cara bertelur.
Perkembangan gonad pada ikan menjadi perhatian pada pengamatan biologi
reproduksi ikan. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari
reproduksi ikan sebelum terjadinya pemijahan. Sebelum terjadinya
pemijahan, sebagian besar hasil metabolisme dalam tubuh dipergunakan untuk
perkembangan gonad. Pada saat ini gonad semakin bertambah berat diikuti dengan
semakin bertambah besar ukurannya termasuk diameter telurnya.
Penghitungan indeks kematangan gonad selain menggunakan perbandingan
antara berat gonad dengan berat tubuh ikan, dapat juga dengan mengamati
perkembangan garis tengah telur yang dikandungnya hasil dari pengendapan kuning
telur selama proses vitellogenesis. Perkembangan gonad akan diikuti juga dengan
semakin membesarnya pula garis tengah telur yang 62dikandung di dalamnya.
Sebaran garis tengah telur pada tiap tingkat kematangan gonad akan mencerminkan
pola pemijahan ikan tersebut.
1.2
Tujuan Praktikum
1.
Agar mahasiswa memahami dan mampu
melakukan evaluasi dan perhitungan beberapa aaspek biologi reproduksi ikan.
2.
Agar mahasiswa mengetahui indeks
kematangan gonad ikan Selar (Selaroides leptolepis)
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Fekunditas adalah jumlah telur yang telah matang dalam
suatu ovarium sebelum dikeluarkan pada waktu memijah. Fekunditas yang seperti
ini dinamakan fekunditas mutlak (fekunditas individu), sedangkan
fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan berat dan panjang ikan
(Effendie, 2002).
Fekunditas ikan telah dipelajari bukan
saja merupakan salah satu aspek dari natural history, tetapi sebenarnya ada
hubungannya dengan studi dinamika populasi, sifat-sifat rasial, produksi dan
persoalan stok-rekruitmen. Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan salah satu
aspek yang memegang peranan penting dalam biologi perikanan. Arti fekunditas
secara tidak langsung kita dapat menaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan
dan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan. Jumlah
telur yang dikeluarkan merupakan satu mata rantai penghubung antara satu
generasi dengan generasi berikutnya, tetapi secara umum tidak ada hubungan yang
jelas antara fekunditas dengan jumlah telur yang dihasilkan. Dalam hubungan ini
tentu ada faktor-faktor lain yang memegang peranan penting dan sangat erat
hubungannya dengan strategi reproduksi dalam rangka mempertahankan kehadiran
spesies itu di alam. Fekunditas juga merupakan suatu subyek yang dapat
menyesuaikan dengan bermacam-macam kondisi terutama dengan respons terhadap
makanan (Lesmana,2001).
Pada umumnya fekunditas tertinggi didapatkan pada
ikan-ikan yang telurnya bersifat relatif, kemudian jumlah sedang yaitu 1000 -
10.000 telur diproduksi oleh ikan yang meletakkan telurnya di dasar atau di
atas vegetasi laut, sedangkan jumlah telur terkecil dihasilkan oleh ikan yang
mengerami telurnya. Fekunditas tahunan sangat bergantung pada ukuran dan umur
ikan serta pada kondisi nutrisinya (kimbal,1992).
Informasi
mengenai besarnya fekunditas dari suatu spesies merupakan salah satu indikator
untuk menduga besar potensi reproduksinya (Reproductive
Potential). Mengenai hubungan panjang dan fekunditas beberapa jenis ikan
menyimpulkan bahwa pada dasarnya bila data panjang dan fekunditas diplotkan
dalam bentuk regresi, maka mempunyai kecenderungan slope yang sama yaitu
hubungan positif. Namun terjadi variasi yang besar pula pada fekunditas persatuan
ukurannya (effendi,2003).
Untuk
spesies tertentu pada umur yang berbeda-beda memperlihatkan fekunditas yang
bervariasi sehubungan dengan persediaan makanan tahunan. Pengaruh ini terjadi
juga untuk individu yang berukuran sama dan dapat pula untuk populasi secara
keseluruhan. Sebagian dari pengaruh tadi mempengaruhi telur dan persediaan
telur (Effendi, 2003).
Mengenai
hubungan panjang dan fekunditas beberapa jenis ikan menyimpulkan bahwa pada
dasarnya bila data panjang dan fekunditas diplotkan dalam bentuk regresi, maka
mempunyai kecenderungan slope yang sama yaitu hubungan positif. Namun terjadi
variasi yang besar pula pada fekunditas persatuan ukurannya. Informasi mengenai
besarnya fekunditas dari suatu spesies merupakan salah satu indikator
untuk menduga besar potensi reproduksinya (Reproductive
Potential) (Effendi, 2003).
Penerapan
fekunditas relatif telah banyak dilakukan oleh beberapa orang peneliti.
Fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan berat atau panjang.
Fekunditas inipun sebenarnya mewakili fekunditas individu kalau tidak
diperhatikan berat atau panjang ikan. Ada yang mengambil berat sebagai
pembaginya dan ada pula yang mengambil panjang. Bahkan ada yang
mengkombinasikan penggunaan fekunditas relatif yaitu ovari per satuan berat
dengan panjang ikan. Namun baik fekunditas individu maupun fekunditas relatif
tidak memperlihatkan kapasitas reproduksi dari populasi karena fekunditas
individu tidak menunjukkan fekunditas populasi. Penggunaan fekunditas relatif
dengan satuan berat lebih mendekati kepada kondisi ikan itu sendiri dari pada
dengan panjang, lebih mencerminkan status ikan betina dan kualitas dari telur
kalau berat yang dipakai tanpa berat alat-alat pencernaan makanannya
(Suban,1984).
BAB
III
METODELOGI
PERCOBAAN
3.1
Waktu dan tempat
Praktikum
dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Mei 2012
pukul 10.00-13.00 WIB, yang bertempat di Laboratorium Fakultas
Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
3.2
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum biologi reproduksi dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Tabel
3.2.1 Alat dan Bahan
No
|
Alat
|
Bahan
|
1
|
Timbangan
digital 1 unit
|
Ikan selar (Selaroides leptolepis), sebanyak 3
ekor.
|
2
|
Timbangan
biasa 1 unit
|
|
3
|
Alat
tulis (pulpen, pensil, dll)
|
|
4
|
Buku
panduan praktikum
|
|
5
|
Nampan
|
3.3
Cara Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan pada praktikum morfometrik adalah sebagai berikut :
1. Diletakkan
ikan sampel di dalam nampan, lalu ditimbang berat ikan dengan timbangan biasa.
2. Dibedah
perut ikan secara hati-hati dengan menggunakan gunting runcing dan tajam,
dengan cara menusukkan gunting dari lobul anus kemudian mengarah kedepan sampai
ujung operculum dan terus ke bawah. Lalu lipat bagian tubuh yang sudah
digunting ke arah bawah.
3. Dikeluarkan
gonad (ovari) secara hati-hati, jangan sampai ada bagian gonad yang tertinggal.
4. Ditimbang
gonad dengan timbangan digital, lalu dicatat hasilnya.
5. Dipotong
masing-masing gonad menjadi 3 bagian (depan , tengah dan belakang).
6. Diambil
secara acak masing-masing bagian gonad (depan, tengah dan belakang), lalu
timbang masing-masing bagian tersebut dan dicatat hasilnya.
7. Diletakkan
sub sampel gonad yang sudah di timbang ke dalam cawan petri dan belah dan
keluarkan telur secara hati-hati (jangann sampai ada telur yang pecah atau
rusak).
8. Dihitung
jumlah telur pada setiap sub sampel dengan menggunakan kaca pembesar.
9. Dirata-ratakan
hasil dari setiap sub sampel telur tersebut, dan catat hasilnya.
3.4 Analisa
Data
Untuk menghitung fekunditas
menggunakan rumus :
FT = N x WT/WS
Keterangan :
FT
= Fekunditas Total
n = Jumlah total telur
Wt
= Berat total gonad seluruhnya (gonad awal)
Ws
= Berat sebagian gonad (rerata sub sampel gonad)
BAB IV
HASIL DAN PEMBASAN
4.1.1
Hasil Fekunditas Total
Rumus
: Fekunditas total (FT) = n.(Wt/Ws)
Dimana
n = jumlah telur yang diambil (1000)
Wt = berat gonad total yang
ditimbang (g)
Ws = berat telur 1000 yang ditimbang
(g)
Diketahui
: n = 1000 btitelur
Wt
= 4 gr
Ws
= 2 gr
Maka
FT = n. (Wt/Ws)
FT
= 1000. (4 gr / 2 gr)
FT
= 2000 butir telur
4.1.2
HasilFekunditasRelatif
Rumus
:Fekunditas total (FR) = (n. Wt/Ws)/ BW
Dimana
n = jumlahtelur yang diambil (1000)
Wt = berat gonad total yang
ditimbang (g)
Ws = berat telur 1000 yang ditimbang
(g)
BW = bobot tubuh ikan tanpa gonad
(g)
Diketahui : n = 1000 btitelur
Wt
= 4 gr
Ws
= 2 gr
BW
= 500 gr
Maka
FR = n. Wt/Ws)/ BW
FR
= 2000/500 gr
FR
= 4 butir/ gr ikan
4.2 Pembahasan
Perkembangan gonad pada
ikan menjadi perhatian pada pengamatan reproduksi ikan. Perkembangan gonad yang
semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadinya pemijahan.
Sebelum terjadinya pemijahan, sebagian besar hasil metabolisme dalam tubuh
dipergunakan untuk perkembangan gonad. Pada saat ini gonad semakin bertambah
berat diikuti dengan semakin bertambah besar ukurannya termasuk diameter
telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum pada saat ikan akan berpijah,
kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan berlangsung
sampai selesai. Peningkatan ukuran gonad atau perkembangan ovarium disebabkan
oleh perkembangan stadia oosit, pada saat ini terjadi perubahan morfologi yang
mencirikan tahap stadianya. Pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar
10-25% dari berat tubuh dan pertambahan pada jantan sebesar 5-10%. Pencatatan
perubahan kematangan gonad dapat digunakan untuk mengetahui bilamana ikan akan
memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah.
Gonad adalah organ reproduksi yang
berfungsi menghasilkan sel kelamin (gamet). Alat kelamin yang terdapat pada individu
ikan disebut gonad. Gonad yang terdapat pada tubuh ikan jantan tersebut disebut
testes yang berfungsi menghasilkan spermatozoa, sedangkan yang terdapat pada
individu ikan betina disebut ovari berfungsi menghasilkan telur. Perkembangan
gonad dipengaruhi oleh adanya perkembangan gamet yang diproduksi oleh gonad itu
sendiri. Semakin matang gonad suatu individu ikan maka semakin besar bentuk dan
berat gonad serta tubuh individu ikan.
Penentuan jenis kelamin ikan selar
dengan memperlihatkan ciri seksual primer dengan membedah tubuh ikan tersebut.
Setelah itu diamati ciri seksual sekunder dengan memperlihatkan bentuk tubuh
pada organ pelengkap lainnya.
Gonad memiliki pembuluh darah
yang berfungsi sebagai supply (penyedia) nutrisi. Testes pada ikan terdapat
dalam rongga tubuh, bentuknya sangat tergantung pada rongga tubuh yang tersedia
tetapi umumnya berbentuk panjang, jumlahnya sepasang dan tergantung di
sepanjang mesenteries pada rongga atas bagian tubuh. Posisinya persis di bawah
tulang punggung di samping gelembung udara. Warna bervariasi mulai dari
transparan sampai putih susu. Ovari pada ikan terdapat dalam tubuh, bentuknya
juga tergantung pada rongga tubuh. Namun umumnya memanjang, jumlahnya sepasang
dan menggantung kepada mesenteries (mesovaria). Posisinya persis di bawah
tulang punggung dan ginjal serta di samping gelembung udara. Warnanya
bervariasi mulai dari transparan sampai kuning emas dan keabu-abuan.
Fekunditas sering
dihubungkan dengan panjang dari pada dengan berat, karena panjang penyusutannya
relatif kecil sekali tidak seperti berat yang dapat berkurang dengan mudah. Fekunditas
adalah jumlah telur ikan dihasilkan selama hidupnya. Fekunditas mutlak sering
dihubungkan dengan berat, karena berat lebih mendekati kondisi ikan itu dari pada
panjang. Fekunditas dengan berat adalah memiliki hubungan linier yaitu E = a +
b W. Hubungan fekunditas dengan berat memiliki kesulitan. Karena berat mudah
berubah pada waktu pemijahan. Jika fekunditas secar matematis dikorelasikan
dengan berat total termasuk berat gonad akan menimbulkan kesukaran atau
kesulitan dalam statistik. Sebab telur akan masuk dalam jumlah besar dan ikan
yang sebenamya berfekunditas kecil. Juga akan kesulitan akan sama apabila
fekunditas dihubungkaan dengan faktor kondisi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
Gonad adalah organ reproduksi yang
berfungsi menghasilkan sel kelamin (gamet).
·
Penentuan jenis kelamin ikan Tongkol dengan memperlihatkan ciri seksual primer dengan
membedah tubuh ikan tersebut.
·
Dalam praktikum ini hanya
fekunditas total dan fekunditas relative saja yang dihitung.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan adalah agar pada saat praktikum
asisten ada baiknya berada didekat praktikan agar terjalin komunikasi yang
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Effendi,
2003. Metode pengukuran kualitas air, IPB. Bogor.
Kimbal, 1992. Biologi Dasar. Erlangga. Jakarta
Lesmana. D., 2001. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air
Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rumimohtarto K., 1999. Biologi Laut. Lippi.
Jakarta.
Suban, 1984.
Kehidupan di Dalam Air. Tira Pustaka. Jakarta.