Senin, 14 Mei 2012

Laporan biologi Perikanan-Hubungan panjang berat bobot ikan


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Ilmu  Biologi  Perikanan  merupakan  salah  satu  ilmu  yang  mendasari  ilmu-ilmu  perikanan  tangkap  lainnya  seperti.  Metode  Penangkapan  Ikan, serta  ilmu   lainnya. Oleh  karena  itu  ilmu  Biologi  Perikanan  ini  sangat  penting. Ibaratnya  kita  ingin  makan, tetapi  tidak  tahu  apa  yang  akan  dimakan. Ilmu  Biologi  perikanan  juga  seperti  itu,  kita  ingin  menangkap ikan tetapi tidak tau ikan apa yang akan ditangkap. Tujuan dari pada mempelajari Biologi Perikanan ini adalah agar kita mengetahui pembagian daerah perairan berdasarkan kedalaman yaitu antara lain pelagic, mid water dan demersal serta pembagian berdasarkan kriteria yang lain. Selain itu tentang anatomi dan fisiologi ikan juga patut kita pelajari. Dan yang paling penting adalah kita mengetahui jenis ikan ekonomis penting serta penyebarannya di perairan.
Hubungan  panjang dan berat  merupakan  aspek  biologi perikanan yang perlu di pelajari. Panjang tubuh sangat berhubungan dengan  panjang dan berat seperi hukum kubik yaitu bahwa berat sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Namun, hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda.
Pengamatan pertumbuhan ikan, baik panjang dan berat merupakan salah satu hal yang penting untuk diamati selama proses budidaya ikan. Hal ini dilakukan agar kenormalan pertumbuhan ikan dapat diketahui sedini mungkin. Hubungan panjang dan berat (Length-weight relationship/LWR) merupakan hal yang penting dalam penelitian ilmiah perikanan, karena hal ini memberikan informasi parameter-parameter populasi. Pertama, sebuah perubahan berat dan panjang memperlihatkan umur dan kelas kelompok tahun ikan; hal ini sangat penting dalam perikanan. Kedua, data panjang berat tersebut dapat digunakan untuk menaksirkan daya dukung stock perikanan tangkap. Selain itu, data panjang dan berat dapat juga menggambarkan petunjuk penting tentang perubahan iklim dan lingkungan
Dikatakan juga bahwa dalam pengukuran tersebut nantinya akan diperoleh nilai b, yang ikut menentukan seimbang tidaknya antara berat dan panjang ikan. Dimana nilai b yang mungkin muncul adalah b<3, b="3">3.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukan pratikum ini adalah agar mahasiswa mampu megetahui hubungan panjang berat ikan, dan mahasiswa dapat meganalisa data dengan menggunakan program SPSS. Mahasiswa juga mengetahui bobot ikan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ikan memiliki bentuk dan ukuran tertentu dan berbeda antara ikan yang satu dengan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa ada spesifikasi tertentu pada karakteristik, bentuk dan ukuran tubuh ikan di alam. Analisa morfometri merupakan suatu  analisis atau pengamatan terhadap morfologi ikan tersebut sedangkan morfologi adalah ciri-ciri luar tubuh  ikan yang terlihat dan harus diamati yang meliputi: bentuk tubuh, warna, bentuk operculum, mengukur antar bagian tubuh ikan (Effendi, I. 2004).
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat. Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetik, hormon, dan lingkungan (zat hara). Ketiga faktor tersebut bekerja saling mempengaruhi, baik dalam arti saling menunjang maupun saling menghalangi untuk mengendalikan perkembangan ikan. (Fujaya,1999)
Pengukuran berat dari berbagai penimbangan ikan yang paling tepat adalah dengan menggunakan timbangan duduk dan timbangan gantung, adapan keuntungan yang dimiliki dari kedua timbangan ini adalah bekerjanya lebih teliti, pengaruh dari luar seperti angin dapat dikurangi, serta pendugaan pertama terhadap berat ikan yang ditimbang tidak perlu dilakukan, karena secara langsung dapat menunjukkan beratnya. (Abdul, 1985)

Bentuk tubuh ikan digunakan untuk mengetahui cara hidup ikan tersebut. Bentuk-bentuk tubuh ikan adalah sebagai berikut:
  1. Bentuk pipih, terdiri dari dua pipih yaitu pipih lateral, dimana ikan ini dalam keadaan biasa berenang dengan lambat tetapi bila datang bahaya atau hal lain mampu berenang dengan cepat dan pipih dorsaventral, bentuk ikan ini sangat dekat dengan ikan yang hidup di dasar perairan.
  2. Bentuk torpedo, bentuk tubuhnya ramping dengan potongan melintang, badan    berbentuk elips.


  1.  Bentuk tubuh memanjang.
  2.  Bentuk paruh.
  3.  Bentuk tubuh membulat.
  4.  Bentuk tubuh pita.
  5. Bentuk kombinasi (Djuandha,1980).
Ikan tongkol memiliki 10– 12 jari-jari sirip punggung, 10– 13 jari-jari halus sirip punggung, 10– 14 jari-jari halus sirip dubur, dengan warna punggung kebiru-biruan, ungu tua bahkan berwarna hitam pada bagian kepala. Sebuah pola 15 garis-garis halus, miring hampir horisontal, garis bergelombang gelap di daerah scaleless diatas gurat sisi (linea lateralis). Bagian bawah agak putih (cerah). Dada dan sirip perut ungu, sisi bagian dalam mereka hitam. Badan kuat, memanjang dan bulat. Gigi kecil dan berbentuk kerucut, dalam rangkaian tunggal. Sirip dada pendek, tapi mencapai garis vertikal melewati batas anterior dari daerah scaleless atas corselet. Sebuah flap tunggal besar (proses interpelvic) antara sirip perut. Tubuh telanjang kecuali untuk corselet, yang dikembangkan dengan baik dan sempit di bagian posterior (tidak lebih dari 5 skala yang luas di bawah asal-sirip punggung kedua). Sebuah keel pusat yang kuat pada setiap sisi dasar sirip ekor-kecil antara 2 keel (Alamsyah, Z. 1974).
Ikan tongkol dapat mencapai ukuran panjang 60– 65 cm dengan berat 1.720 gr pada umur 5 tahun. Panjang pertama kali matang gonad ialah 29– 30 cm. Ikan tongkol temasuk ikan pelagis yang hidup pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27– 28oC. Ikan tongkol merupakan jenis ikan migratory yang tersebar disekitar perairan samudera atlantik, hindia dan pasifik (Nazir M.1999).








BAB III
METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum biologi perikanan dilakukan pada hari sabtu tanggal 28 April 2012, pukul 10 sampai selesai. Adapun tempat yang digunakan pada saat pratikum adalah di laboratorium Perikanan  Fakultas Kelautan dan Perikanan,U versitas Syiah Kuala.

3.2 Alat dan Bahan
No
Alat dan Bahan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Ikan Tongkol
Nampan
Timbangan
Mistar
Alat Tulis
Tissue
Laptop
Sarung Tangan
Masker
40 ekor
3 unit
3 unit
8 unit
Seperlunya
Seperlunya
4 unit
4 pasang
4 pasang

3.3 Cara Kerja
3.3.1 Cara kerja pengukuran panjang berat
           Disediakan sampel ikan Tongkol sebanyak 40  ekor.
           Diletakkan di atas nampan untuk di amati.
           Diukur panjang total (TL) ikan satu per satu menggunakan mistar dan di catat hasilnya.
           Diukur berat ikan (W) ikan satu per satu menggunakan timbangan dan di catat hasilnya.
           Dikonversikan data dari cm ke mm untuk memudahkan perhitungan.
           Dianalisa data pengukuran yang di peroleh menggunakan aplikasi Exel.

3.3.2 Cara kerja analisa data perhitungan panjang berat (LWS)
           Di ln kan data TL dan data W yang diperoleh.
           Di blok data yg telah di ln kan, kemudian insert scatter, klik kanan sembarang di titik data, kemudian dipilih add trendline
         equation on chat
         display R square value on chat
           Dihitung nilai a dan b untuk  menghitung Ws (berat prediksi),
b = y
a = EXP dari –y anka yang ke dua
           Dihitung nilai residual dari ln Ws di kurang ln W.
           Dihitung nilai varian residual.
           Dihitung nilai bias correction.
           Dihitung nilai faktor kondisi Fulton (K) sesuai dengan persamaan Okgerman (2005).

           Dihitung nilai faktor kondisi berat relatif (Wr) sesuai dengan persamaan Rypel dan Richter (2008).
           Di insert scatter utuk melihat perbandingan hasil pengukuran dan prediksi.

3.4 Analisa Data
Berikut ini adalah beberapa persamaan yang digunakan untuk melakukan perhitungan hubungan panjang berat dan faktor kondisi.
a.       Nilai TL d ln kan.
=ln (data TL)

b.      Nilai W di ln kan .
=ln (data W)

c.       Hubungan panjang berat ikan menurut De-Robetis dan William (2008).
Ws = a x Lb

d.      Menghitung nilai residual.
R =ln (Ws) – ln (W)

e.       Menghitung nilai varrian residual.
Varian  residual =Residual 1: Residual n

f.       Menghitung nilai bias correction.
Bias corr =EXP (0.5 x var res) x Ws

g.      Menghitung nilai faktor kondisi Fulton menurut Okgerman (2005).
K =ln W x ln TL-3 x 100

h.      Menghitung nilai faktor kondisi berat relatif menurut Rypel dan Ricchter (2008).
Wr =W/Ws x 100














                                                                       BAB IV       
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan
            Berikut ini adalah data hasil pengamatan.
No
TL
W
K
Wr
1
250
180
3.084982513
4.670078425
2
245
200
3.18237885
5.357497938
3
245
200
3.18237885
5.357497938
4
250
190
3.117102254
4.929527226
5
240
160
3.082885169
4.42811163
6
210
110
3.074577816
3.760404149
7
240
150
3.043681615
4.151354653
8
280
260
3.108099526
5.638480785
9
290
300
3.129256336
6.154607821
10
280
240
3.06336028
5.204751493
11
225
200
3.334861861
6.130134655
12
270
220
3.073859886
5.053566306







No
TL
W
K
Wr
13
250
215
3.19053766
5.578149229
14
260
230
3.162725094
5.608319693
15
250
220
3.204195054
5.70787363
16
265
280
3.243681417
6.624846518
17
245
190
3.15157007
5.089623041
18
250
200
3.147574088
5.188976027
19
260
220
3.136872454
5.364479706
20
225
130
3.063718889
3.984587526
21
240
150
3.043681615
4.151354653
22
245
200
3.18237885
5.357497938
23
230
200
3.294589861
5.920649086
24
270
200
3.019542057
4.594151187
25
230
200
3.294589861
5.920649086
26
250
190
3.117102254
4.929527226
27
230
170
3.193532643
5.032551723









No
TL
W
Wr
K
28
230
250
3.43334457
7.400811358
29
270
160
2.892371242
3.67532095
30
230
150
3.11570393
4.440486815
31
235
150
3.079028968
4.291950093
32
250
190
3.117102254
4.929527226
33
235
150
3.079028968
4.291950093
34
260
200
3.081441138
4.876799733
35
263
230
3.143230265
5.507450523
36
260
220
3.136872454
5.364479706
37
255
235
3.208730594
5.909000941
38
250
200
3.147574088
5.188976027
39
235
200
3.255809233
5.722600124
40
240
190
3.18727462
5.25838256

                4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan, ikan Tongkol yang diukur panjang dan berat tubuhnya, memiliki ukuran yang berbeda-beda antara ikan yang satu dengan ikan yang lainnya. Adapun ukuran ikan yang terpanjang adalah 290 mm, dengan beratnya adalah 300 grm, sedangkan ukuran yang terpendek adalah 225 mm, dengan beratnya adalah 110 grm.
Perbedaan ukuran berat dan panjang antara tiap ikan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti yang telah dikemukakan oleh Fujaya (1999), dimana ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam ini sulit untuk dilakukan pengontrolan, sedangkan faktor luar mudah untuk pengontrolannya.

Adapun yang termasuk faktor dalam tersebut adalah faktor keturunan, dimana faktor ini mungkin dapat dikontrol dalam suatu kultur, salah satunya dengan mengadakan seleksi yang baik bagi pertumbuhannya sebagai induk. Kemudian faktor jenis kelamin, kemugnkinan tercapainya keatangan gonad untk pertama kali cenderung mempengaruhi pertumbuhan, yang menjadi lambat karena sebagian makanan tertuju pada perkembangan gonad tersebut.
Untuk faktor umur, pertumbuhan cepat terjadi pada ikan yang masih muda, sedangkan ikan yang sudah tua umumnya kekurangan makanan apalagi untuk pertumbuhannya, karena sebagian besar digunakan untuk pemeliharaan tubuh dan pergerakan. Terakhir faktor parasit dan penyakit dapat mempengaruhi pertumbuhan jika alat pencernaan atau organ vital lainnya terserang, sehingga efisiensi makanan yang berguna bagi pertmbuhan berkurang. Sedangkan yang termasuk faktor luar adalah makanan, dalam hal ini makanan adalah faktor yang paling penting karena dengan adanya makanan berlebih dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lebih pesat. Faktor luar lainnya yang mempengaruhi yaitu kualitas air, misalnya suhu, oksigen terlarut dan karbondioksida.
Dari hasil perhitungan panjang dan berat tubuh ikan dengan menggunakan rumus diatas maka didapatkan hasil b = 1,582, artinya pola pertumbuhan ikan bersifat allometrik negatif, ikan tongkol terlihat langsing. nilai di bawah 3 artinya pertumbuhan ikan allometrik negatif, yaitu pertambahan panjang lebih cepat berbanding pertambahan bobot.
Nilai rata-rata berat relatif (Wr) ikan tongkol yang diperoleh adalah 206,7. Nilai Wr dalam kisaran 100 menunjukkan bahwa keadaan perairan masih dalam keadaan seimbang. Nilai faktor kondisi (K) diperoleh 125,80 semakin tinggi semakin baik.
b=
1.582
a=
0.620022
Var=
2.925371








BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan setelah melakukan pratikum adala sbb :
1.      Nilai b yang didapatkan adalah  b = 1,582, artinya pola pertumbuhan ikan bersifat allometrik negatif, yaitu pertambahan panjang lebih cepat berbanding pertambahan bobot.
2.      Nilai Wr dalam kisaran 100 menunjukkan bahwa keadaan perairan masih dalam keadaan seimbang.
3.      Nilai faktor kondisi (K) diperoleh 125,80 semakin tinggi semakin baik.























DAFTAR PUSTAKA

Abdul, R. 1985. Ekologi Ikan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya, Malang.
Alamsyah, Z. 1974. Ikhtiologi Sistematika (Ichtyologi I). PPM. PT. ITB. Bogor. 183 halaman.        
Djuanda T. 1981. Dunia Ikan . Armico . Bandung . 191 halaman.
Effendi, I. 2004. Biologi Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Fujaya, Y. 1999.Fisiologi ikan. Rineka Cipta; Jakarta.
Nazir M.1999. Metode penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.
                           





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar