Senin, 21 Mei 2012

Dasar-Dasar Budidaya Ikan Nila


KATA PENGANTAR


Pertama-tama saya  ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati saya sehingga makalah yang berjudul “TEKHNIK PEMBESARAN IKAN NILA (OREOCHORMIS MUSSAMBICUS)” ini dapat diselesaikan. Demikian juga shalawat dan salam saya sampaikan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah mengarahkan hidup umat manusia ke jalan yang benar. Saya  juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah  ini dan berbagai sumber yang telah saya pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.

           
Saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah saya selesaikan. Tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini.saya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki. Di mana saya juga memiliki keterbatasan dalam kemampuan.

            Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa saya memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing, guna tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki makalah saya di masa yang akan datang, sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI  ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN  .................................................................................................. 1

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN  ................................................................................... 2
       2.1 Pengenalan Ikan Nila  .............................................................................................. 2
       2.2 Pemilihan Lokasi  ..................................................................................................... 3
       2.3 Persiapan Media  ...................................................................................................... 4
       2.4 Padat Tebar  ............................................................................................................. 5
       2.5 Pemberian pakan  ..................................................................................................... 5
       2.6 Panen  ...................................................................................................................... 6
       2.7 Analisa usaha ........................................................................................................... 7

BAB III KESIMPULAN  .................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA  ......................................................................................................... 9









BAB 1
PENDAHULUAN

            Dalam pembangunan Indonesia telah ditetapkan mengenai kebijaksanaan pembangunan perikanan, dimana dalam pembangunan perikanan tersebut rakyatlah yang mendapatkan prioritas. Hal itu didasarkan pada kenyataan bahwa kurang lebih 90% perikanan di Indonesia adalah perikanan rakyat.
Pembangunan perikanan dalam arti luas terus ditingkatkan melalui usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi (penganekaragaman) dan rehabilitasi dengan tujuan untuk meningkatkan produksi yang pada akhirnya dapat mempertinggi pendapatan petani/nelayan, memperluas lapangan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha. Dengan demikian ubtro perikanan akan menjadi kuat dalam mendukung pembangunan daerah khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya.
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan ubtropics. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah.
Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan.







BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1       Pengenalan Ikan Nila ( Oreochromis niloticus )
            Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah.
            Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan.
Teknik pembesaran Ikan Nila terapannya sangat mudah dilakukan sekali, baik dilakukan. skala rumah tangga atau skala besar (perusahaan). Tempatnya pun dapat dilaksanakan pada kolam tanah, kolam tembok dan Keramba jarring Apung (KJA).
Untuk pemasarannya sangat luas baik dalam negeri maupun luar negeri (ekspor) seperti masyarakat Jepang dan Singapura, terutama ukuran yang berat badannya di atas 500 gram. Bagi konsumsi dalam negeri akan banyak menunjang usaha perbaikan gizi keluarga. Dilihat dari prospeknya, baik dalam maupun luar negeri sangat menjanjikan, sehingga perlu langkah yang pasti untuk meningkatkan produksi agar kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri dapat terpenuhi.
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau- danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan.
Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus.
Terdapat 3 jenis nila yang dikenal, yaitu: nila biasa, nila merah (nirah) dan nila albino.

2.2       Pemilihan Lokasi
2.2.1    Persyratan Lokasi
·         Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
·         Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
·         Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).
·         Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara 20-35 cm.
·         Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras.
·         Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.
·         Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 oC.
·         Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.

2.3       Persiapan media
            Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.


2.4              Padat Tebar
Padat tebar yang dilakukan pada system Budidaya Ikan Nila adalah sebagai berikut :
·         Untuk Pemeliharaan Induk, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 oC; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.
·         Untuk Pemeliharaan Benih, Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi, Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.

Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
·         Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan.  Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani.
·         Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
·         Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.

2.5              Pemberian Pakan
Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya Fitoplankton, Zooplankton, dan organisme yang hidup di dasar, seperti cacing, dan jentik-jentik nyamuk. Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Namun, induk ikan nila juga masih perlu pakan tambahan berupa pelet yang mengandung protein 30-40% dengan kandungan lemak tidak lebih dari 3 %.





Pembentukan telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukup didalam pakannya. Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dan taoge dan Daun-daunan/Sayur-sayuran yang diiris-iris. Boleh juga diberi makan tumbuhan air seperti ganggeng (Hydrilla). Banyaknya pelet sebagai pakan induk kira-kira 3% berat biomassa per han. Agar diketahui berat bio massa maka diambil sampel 10 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata yang diperoleh dikalikan dengan jumlah seluruh ikan di dalam kolam. Misal, berat rata-rata ikan 220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 x 90 = 19.800 g. Jumlah ransum per han 3% x 19.800 gram = 594 gram.

Ransum ini diberikan 2-3 kali sehari. Bahan pakan yang banyak mengandung lemak seperti bungkil kacang dan bungkil kelapa tidak baik untuk induk ikan. Apalagi kalau han tersebut sudah berbau tengik. Dedak halus dan bekatul boleh diberikan sebagai pakan. Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untuk menambah kesuburan kolam. Pada saat pemberian pakan tambahan, tambahkan Migro Suplemen 10 ml ke dalam 3 kg pakan (aplikasi dilakukan setiap kali pemberian pakan) dicampur dengan air secukupnya.


2.6              Panen
Pemanenan ikan nila dapat dilakukan dengan cara: panen total dan panen sebagian.

a) Panen total
Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.

b) Panen sebagian atau panen selektif
Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.



2.7              Analisa Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha budidaya ikan nila selama 1 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat adalah sebagai berikut:
a) Biaya produksi
1. Sewa kolam Rp. 120.000,-
2. Benih ikan nila 4000 ekor, @ Rp.200,- Rp. 800.000,-
3. Pakan
- Dedak 8 karung @ Rp.800,- Rp. 6.400,-
4. Obat dan pupuk
- Kotoran ayam 4 karung, @ Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
- Urea dan TSP 10 kg, @ Rp.1.800,- Rp. 18.000,-
- Kapur 30 kg, @ Rp. 1.200,- Rp. 36.000,-
5. Peralatan Rp. 100.000,-
6. Tenaga kerja 1 orang @ Rp. 7500,- Rp. 225.000,-
7. Biaya tak terduga 10% Rp. 133.340,-
 Jumlah biaya produksi Rp.1.466.740,-
b) Pendapatan benih ikan 85%,4000 ekor @ Rp.700,- Rp.2.380.000,-
c) Keuntungan Rp. 913.260,-
d) Parameter kelayakan usaha B/C ratio 1,62



BAB III
KESIMPULAN

Dari hasil makalah ini dapat saya simpulkan bahwa, “Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila sangat disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Jadi akan sangat menguntungkan bila kita membudidayakan ikan Nila tersebut”.





DAFTAR PUSTAKA

Rahardi, F. 1993. Kristiawati, Regina. Nazaruddin. Agribisnis Perikanan .Penerbit Swadaya, Jakarta.
Sugiarto Ir, 1988, Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. Penerbit CV.Simplex (Anggota IKAPI)”.
Susanto, Heru (1999). Budi Daya Ikan Nila. Jakarta: Penebar Swadaya

2 komentar:


  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan ARTEMIA untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus

  2. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan ARTEMIA untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus